Pernah ga sih denger atau dapet informasi yang bilang bahwa HIV AIDS itu sumbernya dari orang kulit hitam di Afrika? Atau, ada juga yang pernah denger kalo HIV AIDS di Indonesia awalnya bermula dari orang Papua? Coba deh sesekali iseng googling, bakal nemu beberapa tulisan yang bilang bahwa mau dimana pun, HIV AIDS mulanya berawal dari orang kulit hitam. Apa iya begitu?
Gimana sih sejarahnya?
Para ilmuwan berhasil mengungkap asal-usul virus HIV. Setengah dari garis keturunan virus human immunodeficiency atau HIV-1 disebut berasal dari hewan gorila di Kamerun yang mungkin terjadi akibat perburuan liar hingga akhirnya menginfeksi manusia yang berprofesi sebagai pemburu.
Menurut laporan Reuters, penelitian sebelumnya mengidentifikasi simpanse dari Kamerun bagian selatan sebagai sumber HIV-1 kelompok M. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 40 juta orang di seluruh dunia yang memicu pandemi AIDS. Ahli virus Martine Peeters dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Montpellier di Perancis menyatakan bahwa baik simpanse dan gorila merupakan tempat bagi virus yang mampu melintasi penghalang terhadap spesies manusia dan menyebabkan wabah penyakit besar.
Jadi, virus HIV AIDS memang pertama kali ditemukan di Kamerun, Afrika, yakni dari hewan gorilla yang kemudian menular kepada manusia melalui kegiatan perburuan hewan yang mereka lakukan.
HIV AIDS dari Afrika artinya orang kulit hitam “pembawa HIV AIDS”?
Tapi, apakah itu artinya orang kulit hitam adalah pembawa HIV AIDS? Tunggu dulu.
Coba kita pake perumpamaan lain. Misalnya ada peneliti yang menemukan bahwa virus influenza yang menyebabkan flu ternyata pertama kali ditemukan di Indonesia. Apakah itu artinya bahwa semua orang Indonesia bisa dibilang sebagai pembawa virus flu? Atau, karena kulit orang Indonesia mayoritas berwarna cokelat apakah itu artinya kita bisa bilang bahwa semua orang kulit cokelat adalah pembawa virus flu? Persis.
Itu juga yang terjadi dengan HIV AIDS. Hanya karena virusnya pertama kali ditemukan di Afrika, bukan berarti bahwa semua orang Afrika atau orang kulit hitam adalah pembawa virus HIV AIDS.
Stigma pada orang kulit hitam
Sayangnya, informasi simpang siur mengenai asal usul ditemukannya virus HIV AIDS terlanjur menciptakan stigma untuk orang Afrika ataupun orang kulit hitam, termasuk orang Papua. Bukan hanya memberikan “label” dan pandangan negatif pada siapapun yang berkulit hitam, salah kaprah ini bikin orang dengan warna kulit selain hitam dan orang yang tinggal selain di Afrika merasa aman-aman aja dan yakin bahwa mereka ga akan pernah bisa terpapar dan memaparkan HIV AIDS. Keyakinan semacam inilah yang membuat orang malas atau bahkan ga mau tes HIV AIDS sama sekali.
Semua orang punya peluang yang sama terpapar dan memaparkan HIV AIDS
Padahal, faktanya, semua orang punya peluang yang sama untuk terpapar dan memaparkan HIV AIDS lho. Selain karena keyakinan tentang warna kulit dan asal negara, status seksual juga bikin sebagian orang ga mau tes. Individu yang merasa ga seksual aktif sering juga merasa kebal dari HIV AIDS. Padahal faktanya,
di Indonesia sendiri, justru ibu rumah tangga adalah jenis kelompok pekerjaan yang paling banyak menjadi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA). Maka dari itu, kita semua tetap perlu waspada dan menjaga diri dalam semua kegiatan, khususnya aktivitas seksual, untuk memastikan kita tidak melakukan seks berisiko, karena HIV AIDS termasuk sebagai infeksi menular seksual. Buat yang ga aktif seksual pun tetap perlu cari tahu informasi pemaparan HIV AIDS, karena virus itu bisa juga berpindah dari interaksi non seksual dengan orang yang memiliki HIV AIDS. Ngomong-ngomong, kamu sendiri udah pernah tes atau cari informasi tentang pemaparan HIV AIDS belum?
Oleh: NQ
No Comment
You can post first response comment.