Banyak orang yang menyangka bahwa HIV AIDS itu adalah penyakit “ga bener” dan dimiliki oleh orang-orang yang “ga bener”. Orang Dengan HIV AIDS alias ODHA seringkali dikaitkan dengan term “seks bebas” yang mengesankan bahwa ODHA adalah semua orang yang melakukan hubungan seks sembarangan. Tapi, apakah benar begitu? Tulisan kali ini akan membahas data terbaru HIV AIDS per tahun 2017 yang justru menyatakan bahwa ODHA paling banyak berasal dari kelompok jenis pekerjaan ibu rumah tangga.
Berdasarkan Laporan Perkembangan HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) Triwulan IV Tahun 2017, jumlah AIDS tertinggi menurut pekerjaan/status adalah pada ibu rumah tangga sebanyak 14.721 orang. Posisi berikutnya adalah profesi tenaga non profesional/karyawan (14.116), wiraswasta/usaha sendiri (13.610), petani/peternak/nelayan (5.115) dan buruh kasar (4.583).
Kok Ibu Rumah Tangga bisa terpapar?
Ibu rumah tangga rentan terpapar HIV dari suaminya yang memiliki perilaku berisiko tinggi terkena HIV. Setidaknya di tahun 2015 saja ada sekitar 4,9 juta dari mereka menikah dengan pria berisiko tinggi dan sebanyak 6,7 juta pria di Indonesia merupakan pembeli seks. Hal ini menjadikan istri atau pasangan dari para pria berisiko tinggi ini rentan terpapar HIV AIDS dan menjadi ODHA. Data HIV di kalangan ibu rumah tangga diketahui setelah Kementerian Kesehatan gencar melakukan tes HIV terhadap orang dengan perilaku yang tidak berisiko tinggi, tetapi rentan tertular jika suaminya memiliki perilaku berisiko tinggi seperti menjadi pengguna jarum suntik dan pembeli seks. Sebelumnya, upaya penanggulangan HIV AIDS cenderung hanya dilakukan pada kelompok individu yang memiliki perilaku berisiko, sehingga kalangan ibu rumah tangga luput dari pantauan kemungkinan paparan HIV AIDS.
Lalu, langkah apa yang sudah dilakukan untuk merespon situasi itu?
Ada beberapa cara yang mulai dilakukan pemerintah untuk mengetahui tingkat penularan HIV terhadap ibu rumah tangga dan pencegahan penularan terhadap bayi, di antaranya Kementerian Kesehatan melakukan tes HIV terhadap ibu hamil. Kini ibu hamil sudah diwajibkan melalui screening di layanan kesehatan dasar, termasuk Puskesmas, untuk mengetes kemungkinan paparan beberapa penyakit, termasuk HIV AIDS. Langkah ini dimaksudkan agar bisa mendeteksi dini ibu hamil yang terpapar HIV AIDS agar bisa segera memberikan intervensi ARV baginya sedini mungkin untuk memperbesar peluang kelahiran anaknya negatif HIV AIDS.
Jadi, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terpapar HIV AIDS bagi ibu rumah tangga lainnya?
Pada dasarnya, HIV AIDS adalah salah satu jenis IMS atau Infeksi Menular Seksual, karenanya penting untuk para ibu rumah tangga dan siapapun yang aktif secara seksual untuk menjaga kesehatan seksualnya. Pastikan melakukan hubungan seksual yang sehat dan tidak berisiko. Bila tidak yakin atas kebersihan maupun kesehatan pasangan, sebisa mungkin menggunakan kondom dalam aktivitas seksual untuk memperkecil peluang terpapar HIV AIDS. Lebih baik lagi bila ibu rumah tangga maupun individu yang aktif seksual rajin dan rutin memeriksakan kesehatan seksualnya, termasuk juga dengan tes HIV AIDS untuk memastikan kondisi kesehatan diri. Situasi ini menjadi lebih perlu lagi dilakukan oleh para ibu yang tengah hamil, agar bisa mendeteksi dan mengintervensi dini bila ternyata dirinya terpapar HIV AIDS, demi mencegah paparan terjadi pada janin yang dikandungnya.
Oleh: NQ
No Comment
You can post first response comment.