KOMPAS.com – Sejak kombinasi obat anti-HIV yang disebut antiretroviral (ARV) ditemukan, angka kematian menurun dan orang yang terinfeksi HIV memiliki kualitas hidup yang baik. Kuncinya ada pada deteksi dini dengan melakukan tes HIV.
Hal tersebut karena pemberian ARV harus dilakukan sedini mungkin. Dengan melakukan tes HIV, mereka yang terinfeksi bisa segera ditemukan dan diobati. Penelitian juga menunjukkan, pengobatan dini bisa menekan penularan hingga 96 persen.
Sayangnya, tidak mudah mengajak masyarakat untuk melakukan tes HIV. Padahal, tes tersebut bisa dilakukan secara gratis dan hampir sebagian besar Puskesmas di Jakarta bisa melayaninya.
Husen, Program Manager KIOS Universitas Atma Jaya Jakarta mengungkapkan, rendahnya pemahaman masyarakat menjadi salah satu penyebabnya.
“Masalahnya adalah pengetahuan mereka tentang HIV, termasuk tentang risiko yang bisa disebabkannya,” katanya.
Selain itu, adanya stigma juga membuat seseorang mau melakukan tes HIV bukan perkara mudah. “Ada juga masalah kerahasiaan dan HIV dianggap sebagai sesuatu yang tabu,” imbuhnya.
Selain itu, Husen mengatakan bahwa banyak orang masih menganggap dirinya tidak beresiko terinfeksi HIV. “Kebanyakan berpikir HIV ini bukan masalahnya,” katanya. (Gibran Linggau)
Editor: Lusia Kus Anna
Sumber: kompas.com.
No Comment
You can post first response comment.