KOMPAS.com – Cukup banyak pengidap virus HIV dan penderita AIDS yang tidak terdeteksi. Hal ini karena rendahnya inisiatif masyarakat untuk memeriksakan diri sekalipun tahu dirinya beresiko. Kondisi ini bisa membuat angka penularan sulit ditekan.
Meski pada awalnya infeksi ini tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, sebagian orang mengalami beberapa gejala beberapa minggu setelah melakukan hubungan seks beresiko atau tanpa menggunakan kondom.
Gejala yang paling umum dari infeksi HIV adalah demam, ruam dan sakit tenggorokan. Gejala lainnya adalah kelelahan, pusing, dan diare. Kondisi ini terjadi karena reaksi tubuh terhadap infeksi HIV.
Sekitar 70 – 90 persen orang akan mengalami gejala awal ini namun ada juga yang tidak. Seseorang yang mengalami kombinasi dari gejala tersebut tandanya harus segera tes HIV.
Selang 2 atau 3 minggu, gejala-gejala tersebut akan hilang dan tidak akan muncul selama beberapa tahun sehingga tidak ada tanda-tanda kalau seseorang tersebut telah positif mengidap HIV.
Jika mengalami gejala awal terinfeksi HIV tersebut, segera lakukan pemeriksaan HIV untuk mengetahui apakah positif gejala awal HIV atau hanya flu.
Pada tahap ketiga, sistem kekebalan tubuh sudah mulai menurun drastis sehingga mudah terkena berbagai infeksi tumpangan, seperti tuberkulosis (TBC), pneumonia dan keracunan darah, sariawan dan penyakit virus.
Pada orang yang sehat, infeksi tersebut bisa dilawan oleh sistem imun.
Tahap akhir dari infeksi HIV terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah sehingga tidak mampu lagi untuk melawan berbagai penyakit dan akan semakin parah. Pada tahap ini, seseorang sudah dinyatakan menderita AIDS. (Muthia Zulfa)
Editor: Lusia Kus Anna
Sumber: HIVwareorg.uk
Sumber: kompas.com.
No Comment
You can post first response comment.