Loe pernah kesal nggak sih, kenapa kalau berbicara tentang HIV kerap diidentikkan dengan lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki (LSL)? Padahal di Indonesia, faktanya perempuan heteroksekual khususnya dari kelompok ibu rumah tangga adalah kelompok yang paling banyak terinfeksi HIV.
Secara statistik, LSL lebih memungkinkan untuk terinfeksi HIV dibandingkan lelaki dan perempuan heteroseksual. Selain itu, sebagian besar kasus HIV pada masa di awal, ditemukan pada populasi LSL. Sejak itu muncul stereotip bahwa HIV dan AIDS merupakan penyakit LSL. Tetapi mengapa LSL lebih mungkin untuk terpapar HIV?

 

Seks Anal

Seks anal tanpa kondom lebih mungkin untuk menularkan HIV daripada seks vaginal atau seks oral tanpa kondom, karena resiko sobek yang lebih besar di bagian anus. Tidak seperti vagina yang memiliki banyak lapisan dan memproduksi lubrikan alami, struktur anus relatif lebih tipis dan lebih rentan sobek atau terluka ketika terjadi gesekan secara berlebihan. Dan, seks anal merupakan bagian terbesar dari hubungan percintaan pada LSL, dibandingkan pada hubungan heteroseksual.

 

Seks Tanpa Kondom

Lantaran tidak ada risiko kehamilan pada LSL, penggunaan kondom seringkali diabaikan. Abai menggunakan kondom inilah yang membuka resiko tertularnya penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) atau bahkan terjangkit virus HIV menjadi lebih tinggi. Bukan tanpa alasan LSL memiliki resiko ini, sebab seks anal sendiri sudah berisiko jika dilakukan tanpa pelumasan yang cukup, apalagi jika dilakukan tanpa menggunakan pengaman, maka resiko tertularnya virus penyakit menjadi meningkat dua kali lipat.

Dan, seringkali jika pasangan loe bilang bahwa mereka tidak memiliki IMS maupun HIV, atas nama cinta dan kepercayaan lagi-lagi loe pun berhubungan tanpa menggunakan kondom. Sayangnya, loe nggak bisa serta-merta percaya sama seseorang walaupun itu pasangan loe sendiri, karena loe nggak akan pernah tahu kapan mereka berkata jujur dan sebaliknya. Karena itu jangan sekali-kali berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom!

 

Memiliki Banyak Pasangan Seksual

Berhubungan seksual dengan banyak orang sama dengan berisiko tinggi terhadap IMS pun dengan HIV. Apalagi jika hubungan seksual dilakukan dalam pesta orgy, yang kerap dimeriahkan dengan alkohol dan obat-obatan, seringkali kita menjadi tidak sadar dan karena itu lupa untuk menggunakan kondom.

 

Enggan Memeriksakan Diri ke Dokter

Stigma negatif terhadap LSL dan LGBTIQ, tak dipungkiri seringkali membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter. Dan, ketika terkena IMS maupun HIV dan AIDS, alih-alih meminta pertolongan dokter, penderita justru mengkonsumsi obat herbal yang belum terbukti khasiatnya secara medis dan mudah didapatkan baik online maupun offline. Akibatnya, kondisi tak kunjung membaik dan penularan tak terelakkan. Padahal, semakin dini seseorang diketahui terinfeksi HIV, ini berarti akan semain baik karena orang dengan HIV (ODHIV) akan segera mendapatkan pengobatan intensif sehingga jumlah virus dapat ditekan bahkan tidak terdeteksi, dan memperkecil peluang penyebaran HIV.

Oleh: STR

 

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.