Menerima diagnosis positif, memang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri, setidaknya untuk sementara. Dan, hilangnya kepercayaan diri juga bisa mempengaruhi performa pekerjaan loe. Seperti David misalnya, usai tahu bahwa ia terinfeksi HIV, langsung menyesuaikan rencana pengobatan dan menyesuaikan gaya hidup yang lebih sehat termasuk jadwal berolahraga. Tapi, apakah semudah itu menjalankan hidup usai mengetahui dirinya terinfeksi HIV? Tentu tidak!
Awalnya David sangat syok juga takut akan masa depannya. “Gue takut bagaimana status gue yang baru ini akan mempengaruhi masa depan gue. Sebelum didiagnosis, gue sudah memiliki pencapaian karir yang lumayan, dan sering memikirkan jenjang karir gue berikutnya. Tapi sekarang? Ya, memang secara fisik gue baik-baik saja, tetapi secara emosional gue benar-benar terganggu. Gue jadi ingin memisahkan dari orang lain, karena seolah-olah gue nggak sama lagi dengan mereka. Gue merasa bersalah, gue merasa malu,” aku David. “Jadi ya, gue tidak merasa yakin dengan diri gue sendiri, tidak seperti dulu.”
Percaya diri adalah hadiah yang bisa loe berikan untuk diri loe sendiri. Ya, didiagnosis HIV memang dapat mempengaruhi kepercayaan diri loe, salah satunya di ranah karir atau pekerjaan loe. Tahu nggak sih, bekerja adalah tanda bahwa kita menghargai diri kita sendiri, karena itu artinya kita masih bisa produktif dan berkarya.
Dan dengan bekerja, kita akan dihargai oleh orang lain. Juga, bekerja adalah mata pencaharian loe karena nggak mungkin juga kan loe selalu meminta uang sama ortu atau nggak selamanya juga loe bisa menjadi seorang sugar baby.
Jadi jika saat ini loe sedang mengalami krisis percaya diri dalam hidup ataupun pekerjaan, mungkin ada sesuatu yang bisa loe lakukan to make it better.
- Mulailah dengan ikhlas menerima bahwa HIV adalah bagian dari hidup loe. Normal banget berharap bahwa loe tidak terinfeksi HIV—tapi loe tidak bisa mengulang waktu, kan—atau berharap bahwa akhirnya kemajuan medis bisa menemukan obat untuk melenyapkan HIV selama-lamanya. Tapi, harapan yang tidak (atau belum) realistis itu akan membuat loe frustrasi dan menguras energi loe. Karena itu jangan sia-siakan energi loe, melainkan gunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat seperti memiliki gaya hidup sehat termasuk patuh dalam mengikuti anjuran dokter. Percaya deh, ini akan membuat loe selangkah lebih maju dalam kehidupan loe.
- Ingat, hidup itu penuh dengan ketidakpastian. Karena itu pastikan bahwa loe bisa memberdayakan hidup loe sebaik mungkin, termasuk dengan bekerja! Dan untuk hal-hal yang berada di luar kendali loe, terimalah itu semua supaya loe memiliki pemikiran yang tenang. Dengan begitu akan membuat loe percaya diri karena loe tahu bahwa dalam hidup memang ada hal yang sudah “diatur” seperti halnya orientasi atau ekspresi seksual loe.
- Tetap terinformasi. Kalau loe cukup teredukasi tentang HIV termasuk bagaimana supaya HIV yang ada dalam tubuh loe tidak masuk dalam stadium AIDS, dan bagaimana agar loe tidak menularkan virus tersebut kepada orang yang loe sayangi, maka loe akan cukup percaya diri untuk melakukan segala sesuatu dalam hidup termasuk dalam bekerja.
- Terinfeksi HIV bukan berarti loe tidak meng-upgrade diri loe sendiri. Ya, loe harus bisa menjaga kesehatan sambil terus meningkatkan kualitas dan keterampilan diri loe. Karena, pengetahuan maupun keterampilan yang loe punya, akan menjadi bagian dari hidup loe sampai seumur hidup loe. Juga, dengan terus mengasah keterampilan dan pengetahuan, itu akan membuat loe semakin percaya diri dan ini penting sebagai fondasi di dunia kerja.
- Tetaplah terhubung dengan komunitas atau support group. Sebagai orang yang hidup dengan HIV (ODHIV),
maka pendukung loe adalah salah satu sumber daya terbaik loe. Ketika loe sedang merasa down misalnya, maka mereka lah yang akan bersinergi membangkikan semangat loe. Mereka juga yang bisa loe andalkan dan membantu loe ketika loe sedang ada kesulitan. - Tetaplah berpikir positif. Seringkali ada “suara kecil” di dalam diri loe yang memberikan perkataan negatif seperti, “Ah hiduplah loe sudah tamat karena HIV kan belum bisa disembuhkan…” atau, “Udahlah nggak usah susah-susah bekerja, loe kan ODHIV…” Jika suara semacam ini muncul loe harus bisa melawan dengan kuat, dengan pemikiran yang positif. Nyatakan bahwa menjadi ODHIV tidak mengurangi harkat dan martabat loe sebagai manusia seutuhnya. Karena, jika loe lebih memilih untuk mendengarkan pemikiran negatif dalam diri loe, percaya lah itu
akan membuat loe semakin tidak percaya diri! - Jika memungkinkan, lakukan dialog terbuka dengan pimpinan di divisi di tempat loe bekerja. Loe nggak usah langsung memberitahukan status loe kepada direktur utama atau jajaran direksi lainnya, karena mungkin mereka nggak kenal loe dengan sebenarnya. Tapi dengan pimpinan divisi silakan saja sesuaikan dengan situasi, karena setiap hari loe berinteraksi dengan pimpinan loe itu. Jangan lupa kembali nyatakan komitmen loe untuk terus berkontribusi dengan perusahaan, dan minta masukan kira-kira hal apa yang perlu loe perbaiki tentang kinerja loe.
- Ketahui hak loe sebagai karyawan. Termasuk undang-undang tenaga kerja di tempat loe berada yang menjamin hak ODHIV sebagai karyawan.
- Selalu memiliki rencana cadangan. Seperti yang udah dibilang tadi, apapun bisa terjadi. Loe bisa kehilangan pekerjaan dan lain-lain. Karena itu penting memiliki rencana cadangan, dan yakin bahwa apapun yang terjadi loe akan selalu tegak berdiri karena loe tidak sendirian menghadapi ini semua. Last but not least, keyakinan dan kepercayaan diri berasal dari diri loe sendiri. Ini berarti, loe harus bisa menjadi boss untuk diri loe sendiri,
dan memastikan bahwa loe bisa mengendalikan kesehatan dan karir loe.
Oleh: STR
No Comment
You can post first response comment.