“Kenapa sih harus tes HIV? Dan kenapa mesti 3 atau 6 bulan sekali ikut tes? Gue gak punya banyak waktu untuk ikut tes, kerj aan numpuk. Lagian Gue takut sama jarum suntik. Gue gak mau ah ikut tes. Serem. Kalau hasilnya positif gimana?”

 

Apa Loe salah satu Gebers yg berpikiran seperti itu?  Jangan sampai Loe jadi Gebers dengan pemikiran seperti itu ya, karena Loe yang bakalan rugi sendiri.

Kenapa Harus Tes HIV?

Tes HIV perlu dilakukan jika Loe pernah berhubungan seksual tanpa pemakaian kondom dan pelicin yg disarankan, atau jika Loe pernah melakukan oral seks ketika mulut sedang ada dalam keadaan luka (sariawan, gusi berdarah). Hal ini dikarenakan jika pasangan “main” Loe terpapar virus HIV, maka kemungkinan Loe untuk tertular adalah sangat besar.

Masih ingat dong kalau HIV itu menular melalui empat cairan, yaitu cairan sperma, cairan vagina, darah dan ASI? Kita nggak pernah tahu status HIV pasangan kita, kecuali Loe berdua pernah melakukan pemeriksaan HIV bersama. Akan lebih baik lagi jika Gebers saling setia terhadap satu pasangan. Bergonta-ganti pasangan juga beresiko, kenapa? Karena Loe kan nggak tahu secara detail riwayat kesehatan pasangan yang baru aja Loe kenal lewat Dating Application. Kalau Gebers merasa pernah menggunakan jarum suntik atau alat cukur yang tidak steril juga wajib ikutan tes.

Yang perlu Loe ketahui lagi adalah jika virus HIV itu bisa menular jika empat syarat terpenuhi, yaitu, ada jalan keluar untuk virus dari orang yang HIV+, virus hidup, virus dalam jumlah mencukupi, dan ada jalan masuk untuk virus tersebut.

 

Kenapa Harus Tes 3 Bulan Atau 6 Bulan Sekali?

Ketika Gebers ikut tes HIV pastinya ada sesi konseling. Makanya disebut VCT, Voluntary Counseling and Testing. Tujuannya adalah supaya kita bisa menghindari masa jendela. Selama kurang lebih tiga bulan virus HIV akan menyamar dalam tubuh, sehingga dalam tiga bulan tersebut tes tidak akan terbaca apakah dalam tubuh kita ada antibodi yang memerangi virus tersebut atau tidak. Maka dari itu Konselor biasanya menanyakan kapan Gebers terakhir kali melakukan hubungan seksual. Kalau Gebers baru kemarin melakukan hubungan seksual yang beresiko dan hasil tesnya adalah non reaktif, maka Konselor akan menyarankan Gebers untuk ikut tes ulang tiga bulan berikutnya. Dan biasanya juga Konselor menyarankan agar Gebers selalu menggunakan kondom dan pelicin dengan cara yang benar ketika melakukan aktifitas seksual, apalagi jika Gebers pelaku seksual yang aktif. Kalau selama tiga bulan tersebut Gebers sempat melakukan hubungan seksual yang beresiko lagi (tidak menggunakan kondom dan pelicin yang disarankan), maka Gebers wajib ikut tes tiga bulan berikutnya lagi. Tapi jika Gebers selalu melakukan seks aman dengan pemakaian kondom dan pelicin dan setelah dua kali tes hasilnya tetap non reaktif, maka artinya Gebers harus tetap jaga perilaku seks aman yang sudah Gebers lakukan. Oh ya, Gebers nggak usah malu jujur dengan konselor yang ada di klinik VCT, ketika ada keluhan atau ada yang ingin ditanyakan jangan sungkan untuk bertanya.

 

Aku Sibuk dan Takut Jarum Suntik.

Gebers sering nongkrong berjam-jam di mall atau liburan keluar kota mungkin? Masa luangin waktu sebentar hanya untuk ikutan tes yang nggak makan waktu seharian nggak bisa? Tes HIV itu nggak ribet kok bahkan bisa dibilang cepat. Gebers juga bisa hubungi teman-teman pendamping di daerah masing-masing yang namanya ada di web GueBerani.com.
Teman pendamping akan ngarahin Loe di klinik mana Loe bisa ikutan tes HIV. Malahan ada beberapa klinik VCT yang nggak pakai jarum suntik melainkan menggunakan metode Finger Prick (menusuk jari), jadi Loe nggak bakal lihat jarum maupun darah, itu kalau Loe memang takut sama jarum dan darah. Selain itu petugas lab adalah tenaga berpengalaman dibidangnya, jadi nggak ada alasan untuk takut.

 

Serem ah! Kalau hasilnya positif gimana?

Bakalan lebih serem jika Loe nggak pernah mau ikutan tes HIV tapi tiba-tiba masuk rumah sakit dalam keadaan AIDS. Kasus yang banyak terjadi adalah seperti itu. Ketika Loe ikut tes HIV dan ternyata hasilnya adalah reaktif, maka Loe ada kesempatan untuk melakukan terapi ARV sedini mungkin. Sedih? Boleh lah itu manusiawai kok. Tapi jangan sampai rasa sedih lebih besar dari rasa ingin sehat Loe.
Ingat ya HIV itu virus, dan orang yang hidup dengan HIV sangat bisa sehat bahkan beraktifitas seperti orang yang HIV- pada umumnya. Yang membedakan adalah Loe harus ikuti terapi ARV yang dilakukan seumur hidup, dengan begitu virus HIV yang ada dalam tubuh bisa ditekan angka perkembangannya  dan juga imunitas bisa dinaikkan, sehingga penyakit-penyakit lain yang bisa muncul karena imunitas kita menurun bisa kita hindari. Terapi ARV sejak dini juga berguna banget buat Loe yang berkeingian untuk menikah. Loe tetap bisa punya pasangan dan keturunan tanpa harus menularkan, tapi tentunya tetap harus dengan konsultasi dokter dan terapi ARV yang disiplin.

Nah gimana? Masih juga bilang nggak mau ikut tes? Nggak ada waktu? Takut jarum suntik? Takut hasilnya positif? Kalau jawabannya iya maka Loe bukanlah orang yg sayang akan kesehatan sendiri.Sama Diri sendiri aja nggak disayang, apalagi pacar dan keluarga???

Oleh: Yogi Prabowo

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.