Apa itu VCT ???
VCT kepanjangan dari Voluntary Counseling and Testing adalah suatu proses konseling pra testing, proses konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat rahasia (confidential). VCT lebih dini akan membantu seseorang mengetahui mengenai status HIV nya. Hal ini sangat perlu dilakukan agar seseorang bisa mengetahui secara pasti.

Kenapa perlu VCT ?
Seperti kita ketahui bersama penularan HIV dari tubuh seseorang yang telah terinfeksi HIV adalah dengan cara pertukaran cairan tubuh, yang meliputi cairan darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu Jadi apabila sesorang melakukan hal beresiko tinggi yang disebutkan di halaman tersebut, maka sangat penting bagi dirinya untuk segera melakukan VCT ini. Sehingga bisa lebih menjaga perilaku selanjutnya demi kesehatan diri sendiri dan pasangan nya serta (calon) anak anak nya kelak.
Apa gunanya ?
Sebenarnya, semakin cepat kita mengetahui status HIV kita, semakin banyak hal positif yang bisa kita lakukan dalam hidup ini. Banyak orang yang selama ini tidak menyadari resiko perilakunya terhadap kemungkinan tertular atau pun menularkan HIV, dan karena tidak segera menjalani VCT perilakunya tetap saja berisiko tinggi. Diharapkan dengan VCT bisa menurukan perilaku beresiko, terutama bagi mereka yang telah dites.

Secara umum VCT juga untuk mengetahui perkembangan kasus HIV AIDS serta untuk meyakinkan bahwa darah kita untuk transfusi dan organ kita untuk transplantasi tidak terinfeksi HIV.

VCT perlu dilakukan karena merupakan pintu masuk untuk menuju ke seluruh layanan HIV – AIDS. Dapat memberikan keuntungan bagi klien dengan hasil tes positif maupun negatif dengan fokus pemberian dukungan terapi ARV (Anti Retroviral), dapat membantu mengurangi stigma di masyarakat. Serta dapat memudahkan akses ke berbagai layanan kesehatan maupun layanan psikososial yang dibutuhkan klien (Murtiastutik. 2008)

Siapa kah yang dapat memanfaatkan VCT ?

VCT dapat dilakukan oleh siapa saja, yang secara sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun ingin memeriksakan dirinya terhadap status kesehatan nya. Baik untuk orang yang sehat tanpa gejala HIV (asimtomatik) maupun untuk orang dengan tanda tanda HIV.

Tes HIV atau VCT  bersifat :

  • Sukarela artinya seseorang yang melakukan tes HIV harus berdasarkan atas kesadaran sendiri. Bukan atas paksaan / tekanan dari orang lain. Ini juga berarti bahwa dirinya setuju untuk di lakukan tes setelah mengetahui hal hal apa saja yang tercakup dalam tes tersebut.
  • Rahasia artinya apapun hasil tes ini nantinya (baik positif maupun negatif) hasilnya hanya boleh di beritahu langsung kepada orang yang bersangkutan. Tidak boleh diwakilkan kepada siapapun. Baik orang tua, pasangan, atasan atau siapapun. Disamping itu hasil tes HIV juga akan dijamin kerahasiaan nya oleh pihak yang melakukan tes tersebut. (Dokter, Rumahsakit, dan laboratorium) serta tidak boleh disebarluaskan

Apa saja Prosedur dalam melakukan VCT ?

Ketika melakukan VCT ada beberapa prosedur yang akan dilakukan.

  • Konseling Pre test – Konseling yang dilakukan sebelum pengambilan darah klien. Konseling ini dilakukan untuk mengetahui resiko dan perilaku klien. Dan bagaimana nantinya bersikap dan bagaimana nantinya bersikap setelah mengetahui hasil tes tersebut. Konseling Pre test juga dilakukan untuk meyakinkan klien terhadap keputusan melakukan tes atau tidak. Serta mempersiapkan diri klien apabila hasilnya positif.
  • Pengambilan Darah – Pengambilan darah ini dilakukan di laboratorium. Untuk mengetahui dalam darah ada antibodi HIV atau tidak.
  • Konseling Post Test – Konseling yang harus diberikan setelah hasil tes diketahui. Apabila hasilnya positif, maka dokter yang mengkonseling akan memberitahu kepada klien agar dapat mengetahui cara menghindari penularan virus tersebut kepada orang lain, serta untuk bisa mengatasi dan menjalani hidup secara positif. Sedangkan bagi klien yang hasilnya negatif, post test bermanfaat untuk memberitahu tentang cara cara mencegah HIV di masa mendatang.

Cara Kerja VCT

Jika seseorang terinfeksi oleh suatu virus, maka tubuhnya akan memproduksi antibodi untuk melawan infeksi tersebut. Antibodi ini diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh. Antibodi jauh lebih mudah dideteksi daripada virusnya.

Sebagian besar tes antibodi HIV mendeteksi antibodi terhadap HIV dalam sample darah. Jika tidak ada antibodi yang terdeteksi, hasilnya adalah seronegatif atau HIV negatif. Sebaliknya, jika ada antibodi terhadap HIV, berarti hasilnya seropositif atau HIV positif.

Walau pun demikian, suatu tes bisa saja memberi hasil negatif bila orang yang dites baru saja terinfeksi. Hal ini dapat terjadi karena tubuh kita membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mulai menghasilkan antibodi sejak terjadinya infeksi. Antibodi biasanya dapat dideteksi sekitar 3-8 minggu setelah terinfeksi, dan masa ini disebut periode jendela (window period). Dalam masa seperti ini, bisa saja seseorang mendapatkan hasil tes negatif karena antibodinya belum terbentuk sehingga belum dapat dideteksi , tapi ia sudah bisa menularkan HIV pada orang lain (baca – Perkembangan HIV menjadi AIDS )

Dimana kita bisa melakukan VCT ?

Hingga saat ini sudah banyak Rumah sakit ataupun Puskesmas di sekitar kita yang menyediakan fasilitas untuk VCT ini.

Untuk Malang Raya dan sekitarnya, info lebih lanjut hubungi 08113711299 (Telp, Sms, Whatsapp)

https://infoyayasanigama.blogspot.co.id/2016/04/vct.html

 

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.