Salah satu komunitas yang menjadi fokus program penjangkauan penanggulangan HIV AIDS  dari SPIRITIA periode 2015 – 2017 adalah komunitas LGBT. Hal ini didasari karena menurut pemantauan bahwa kelompok ini adalah kelompok beresiko namun sebelumnya tidak terjangkau. Sehingga potensi kasus penularan HIV AIDS di lingkup kelompok ini begitu tinggi dan di jadikan fokus dalam penjangkauan. Pemerintah lewat Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS pun di instruksikan untuk menjadi bagian dalam penanggulangan HIV AIDS pada komunitas ini, terutama pada kelompok LSL ( Laki-laki Sex Laki-laki ).

Dari kegiatan Penjangkauan yang ada dan berjalan hingga saat ini untuk wilayah Samarinda,KalTIm. PKBI KalTim lah yang ditunjuk sebagai mitra daerah dan bertugas merekrut tim Penjangkau Lapangan untuk komunitas LSL. Sejumlah 26 orang PL untuk komunitas LSL dan 1 orang PL untuk komunitas Trans Gender. Kegiatan penjangkauan yang ada dilakukan secara pendekatan personal dan juga mengincar lokasi Hot Spot dimana Komunitas sering berkumpul. Hal ini merupakan salah satu strategi dari kegiatan penjangkauan yang ada.

Support dari layanan-layanan kesehatan juga membantu meningkatkan proses Penjangkauan. Terutama dari Puskesmas, kegiatan VCT ( Voluntery Conselling and Test ) dari hasil jangkauan tim PL, durujuk ke Puskesmas dan Puskesmaslah yang menghadle Proses test. Untuk wilayah Samarinda Puskesmas yang sudah ready untuk pelayanan VCT antara lain PKM Temindung, PKM Bengkuring, PKM Sidomulyo, PKM Sempaja, PKM Harapan Baru, PKM Palaran, PKM Lempake, dan PKM Wonoroje. Sedang untuk rumah sakit, Rumah Sakit A.Wahab. Syahrani, Rumah Sakit Dirgahayu, dan Rumah Sakit I.A. Moes. Salah satu layanan yang terkenal paling ramah dengan komunitas LSL adalah Puskesmas Temindung, dengan Konsellor nya Ibu Neneng. Puskesmas ini menjadi tempat rujukan favorit bagi teman-teman komunitas karena keramahan para petugasnya. Sehingga baik dari komunitas LSL dan TG banyak yang test ke puskesmas ini. selain dari itu puskesmas ini juga membuka layanan VCT hingga malam hari. Sehingga bila klien rujukan PL tidak punya waktu untuk test siang hari, maka klien bisa dirujuk malam hari di Puskesmas Temindung, Asal tidak diatas jam 9 malam.

Maraknya Stigma dan diskriminasi yang muncul di masyarakat dan layanan kesehatan, namun berbanding terbalik dengan di Puskesmas Temindung, disini teman-teman komunitas diperlakukan sama halnya seperti pasien lain, bahkan sering diberdayakan dalam kegiatan-kegiatan yang puskesmas adakan. Sehingga tak heran puskesmas ini mendapat predikat puskesmas Teramah untuk komunitas LGBT.

Untuk mendukung program penjangkauan penanggulangan HIV AIDS di kota samarinda, dari pihak PKBI pun melakukan perekrutan Peer Educator ( PE ), yang mana tugasnya adalah sebagai perpanjangan tangan dari Petugas Lapangan untuk membuka link di komunitas-komunitas yang sebelumnya masih belum terjangkau. PE sendiri di rekrut dari teman-teman komunitas, yang mana sejauh ini banyak berperan dalam kegiatan-kegiatan di PKBI maupun aktif dalam kegiatan sosisalisasi atau  sering terlibat dalam kegiatan penanggulangan HIV AIDS yang diadakan oleh PKBI KALTIM. Acara yang diadakan selama 2 hari ini, diikuti oleh 20 orang peserta yang mana pada pembukaannya dihadiri oleh perwakilan dari PKBI KALTIM, Puskesmas-puskesmas, KPA kota dan Provinsi, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Media Patner, dan Perwakilan PL. Acara ini dilaksanakan dari tanggal 24 – 25 februari 2017 di BAGIO’S Cafe.

Materi pembelajaran dan pendidikan yang diberikan ke pada peserta cukup variatif, mulai dari HIV AIDS dasar, info seputar CBC ( Community Based Centre ), SOGIEB, IMS, hingga tekhnik penjangkauan dan juga tidak lupa pengenalan terhadap website gueberani.com . dimana diharapkan seluruh PE juga mampu membantu mengenalkan website tersebut di lingkungan komunitas melalu media sosial, yang terbukti peran media sosial ternyata banyak sekali membantu dalam proses penjangkauan selama ini. Bahkan menurut salah satu Petugas Lapangan, 60 % hasil jangkauannya didapat melalui Sosial media. Maka tidaklah salah bila para PE pun dibekali pengetahuan dalam tekhnik menjangkau via Sosial media.

Sangat bersyukur sekali karena selama ini pihak PKBI banyak berperan dalam membantu program penanggulangan HIV AIDS di kota samarinda, khususnya pada proses penjangkauan komunitas LSL yang sebelumnya selama ini luput dari perhatian, akan tetapi pada kenyataannya ada, dan juga bagian dari kelompok beresiko tinggi. Semoga dengan adanya perekrutan PE ini, bisa memaksimalkan dalam kegiatan penjangkauan yang ada, ujar  Bpk.Slamet selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan kota Samarinda.

Hal yang paling diharapkan dalam pelatihan ini adalah dapat lebih maksimalnya kegiatan penanggulanga HIV AIDS di kota Samarinda, sehingga menurunkan tingkat temuan kasus baru terkait penyakit tersebut.

Penulis*Rudiansyah Noor Rhasya.

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.